Posted by : Unknown
Senin, 02 Desember 2013
Bismillahirrahmanirrahim..
"Gisthi pengen punya anak shaleh?"
"Pengen Teh.."
"Mau tau caranya gimana?"
"Mau Teh...Gimana caranya...?"
"Dimulai dari proses menuju pernikahannya yang berkah,insya Allah kedepannya pun akan berkah..Dan insyaAllah anak shaleh akan didapatkan dari sebuah pernikahan yang berkah.."
Berikut percakapanku dengan teteh yang kupercayai untuk memberi nasihat...Yah benar...jika kita menginginkan suatu pernikahan yang berkah, maka jemput pulalah dengan caranya yang berkah, bukan dari banyak melanggar perintah Allah...Jika ingin mendapat Ridho Allah, maka jalannya pun harus dengan jalan yang diridhoi Allah...Yah bukan dengan jalan pacaran...yang notabene justru banyak kemaksiatannya...
Semakin lama aku paham..Setelah sekian banyak hal yang kulewati...dari mulai pacaran, dan proses berkedok taaruf yang akhir - akhirnya malah berujung seperti pacaran juga..Astaghfirullah...Perlu banyak istighfar dan memohon ampun jika harus flashback ...='(
Tapi dari itu semua..dari pengalaman kelam itu semua...Akhirnya aku menemukan cahaya dan pelajaran berharga agar tak pernah kembali lagi kesana...Aku ingin melalui proses yang berkah dan diridhoi olehMu Ya Rabb...Jangan biarkan ada illah illah lain yang melebihi rasa cinta kepadaMu...jangan biarkan rasa cinta kepada manusia malah seolah menggadaikan rasa cinta kami kepadaMu Ya Rabb..='(
Dari banyak hal, mulai dari pengalaman pribadi, lingkungan di sekitarku, buku - buku yang aku baca, sharing ilmu dengan sahabat - sahabat yang shaleh dan shalehah, dari artikel islam di internet, aku belajar bahwa seperti apa jalan yang diridhoi Allah dalam menjemput jodoh itu..Bukan dengan mengatasnamakan cinta tapi perintah Allah dilanggar, larangan Allah malah dikerjakan...Bukankah itu Nafsu...??
Yah karena yang aku tau , cinta itu sebuah suara hati..Bukanlah emosi..Dan janganlah cinta yang menjadi fitrah itu dikotori dengan Nafsu yang datangnya dari setan...Astaghfirullah..='(
Seseorang yang benar - benar mencintai kita, justru adalah seseorang yang "menjaga" kita dari kemaksiatan..Dia tidak akan mengajak kita pacaran dan melanggar perintah Allah...Dia tidak ingin jika kita dan dirinya mendekati api neraka yang bahan bakarnya dari batu dan manusia...Dia tidak akan berani menyentuh kita selama kita belumlah menjadi yang halal baginya...karena baginya selalu ada Allah yang Maha Melihat apa yang kita kerjakan...Nah, mau kan dapat seseorang yang seperti itu?
Seseorang yang benar - benar mencintai kita, justru adalah seseorang yang "menjaga" kita dari kemaksiatan..Dia tidak akan mengajak kita pacaran dan melanggar perintah Allah...Dia tidak ingin jika kita dan dirinya mendekati api neraka yang bahan bakarnya dari batu dan manusia...Dia tidak akan berani menyentuh kita selama kita belumlah menjadi yang halal baginya...karena baginya selalu ada Allah yang Maha Melihat apa yang kita kerjakan...Nah, mau kan dapat seseorang yang seperti itu?
Rizqi kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Mau diambil lewat jalan halal ataukah haram, dapatnya segitu juga. Yang beda, rasa berkahnya
Jodoh kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Mau diambil dari jalan halal ataukah haram, dapatnya yang itu juga. Yang beda, rasa berkahnya ;)
Keduanya bukan tentang apa, berapa, atau siapa; tapi BAGAIMANA Allah memberikannya; diulurkan lembut & mesra, atau dilempar penuh murka?
Maka layakkanlah diri di hadapanNya untuk dianugerahi rizqi & jodoh dalam serah terima paling sakral, mesra, penuh cinta, berkah, & makna.
Rizqi & jodoh di tangan Allah. Tapi jika tak diambil-ambil, ya di tangan Allah terus;P Ikhtiyar suci & doa menghiba mendekatlan keduanya.
Setiap orang memiliki jodohnya. Jika takdir dunia tak menyatukannya, atau malah melekatkan pada yang tak sejalan; surga kelak mempertemukan.
Jodoh Nuh & Luth bukan isteri mereka. Jodoh Asiyah isteri Fir'aun bukanlah suaminya. Maryam ibunda 'Isa pun kelak bertemu jodohnya.
Jodoh Abu Lahab itu agaknya Ummu Jamil; sebab mereka kekal hingga neraka. Jodoh Sulaiman agaknya Balqis, bersama mereka mengabdi padaNya;)
Di QS An Nuur: 26; diri ialah cermin bagi jodoh hati. Yang baik-baik jadilah jodoh yang suci-suci. Yang nista-nista jumpalah yang keji-keji.
Tentu makna ayat itu adalah peringatan & kerangka ikhtiyar: cara menjemput jodoh terbaik adalah dengan membaikkan diri di tiap bilang hari.
Yang menjemput pasangan dengan menggoda matanya; bersiaplah mendapatkan ia yang tak tahan atas jebak kejelitaan lain.
Tiap masa lalu buram yang tersesal dalam taubat suci; semoga jadi jalan mengantar kita pada kelayakan mendapat jodoh yang terbaik.
Jodoh tetap misteri. Syukuri ketidaktahuan itu dengan merencanakan & mengupayakan yang terbaik menuju pernikahan suci di dunia nan fana.
Selanjutnya, tugas besar kita adalah melestarikan perjodohan itu hingga ke surga; meniti rumahtangga, sabar-syukur dalam barakah & ridhaNya.
Rumus keserasian itu tak selalu sama;
ada dua arus sungai yang bertemu, bergabung mengalir jadi satu. Itu namanya KESAMAAN.
ada dua panas menggelegak bertemu dingin membekukan; menjadi hangat yang syahdu. Itu KESEIMBANGAN.
ada lautan yang teduh nan berjumpa angin berderu; menjadi badai yang dahsyat,melahirkan potensi kekuatan yang hebat. Itu PERPADUAN.
Berharap akan sosok boleh saja; tapi jika Allah pilihkan yang lebih baik, lebih kaya, lebih rupawan darinya dampingi kita, jangan menolak
Nabi anjurkan nazhar; melihat calon pasangan sebelum nikah. Tentu untuk temukan hal nan menarik, bukan cacat-cela. Tajamkan mata batin kita.
Dalam hidup bersama di ikatan suci nan kita ikrarkan bersama ‘jodoh’ kita, hijrahkan cinta dari kata benda menjadi kata kerja, kalimat amal.
Di titian hari-hari setelah akad suci; hijrahkan rasa dari jatuh cinta menjadi bangun cinta; pastikan jadi megah istana, tinggi gapai surga.
Isteri & suami sejatinya tak saling memiliki. Kita hanya saling dititipi,di pinjami. Maka salinglah menjaga dalam menggenapkan agama, mentaatiNya.
ada dua arus sungai yang bertemu, bergabung mengalir jadi satu. Itu namanya KESAMAAN.
ada dua panas menggelegak bertemu dingin membekukan; menjadi hangat yang syahdu. Itu KESEIMBANGAN.
ada lautan yang teduh nan berjumpa angin berderu; menjadi badai yang dahsyat,melahirkan potensi kekuatan yang hebat. Itu PERPADUAN.
Berharap akan sosok boleh saja; tapi jika Allah pilihkan yang lebih baik, lebih kaya, lebih rupawan darinya dampingi kita, jangan menolak
Nabi anjurkan nazhar; melihat calon pasangan sebelum nikah. Tentu untuk temukan hal nan menarik, bukan cacat-cela. Tajamkan mata batin kita.
Dalam hidup bersama di ikatan suci nan kita ikrarkan bersama ‘jodoh’ kita, hijrahkan cinta dari kata benda menjadi kata kerja, kalimat amal.
Di titian hari-hari setelah akad suci; hijrahkan rasa dari jatuh cinta menjadi bangun cinta; pastikan jadi megah istana, tinggi gapai surga.
Isteri & suami sejatinya tak saling memiliki. Kita hanya saling dititipi,di pinjami. Maka salinglah menjaga dalam menggenapkan agama, mentaatiNya.
Sumber : Klik Disini