Posted by : Unknown
Selasa, 03 Desember 2013
Sering tak disadari, kita berpikir hampir selalu dalam dikotomi...
Salah vs benar
baik vs buruk
laki vs wanita
gelap vs terang
siang vs malam
on vs off
termasuk Cinta vs Benci...
Kadang kita menganggap itulah lawan kata dari yang sebelumnya, tapi benarkah demikian?
Benarkah salah selalu berlawanan dengan benar?
Benarkan baik selalu berlawanan dengan buruk?
Benarkah laki selalu berlawanan dengan wanita?
Benarkah gelap selalu berlawanan dengan terang?
Benarkah siang selalu berlawanan dengan malam?
Benarkah cinta selalu berlawanan dengan benci?
Benarkah lawan dari CINTA itu adalah BENCI?
Ketika seseorang sering sekali bercerita tentang kebenciannya pada sesuatu, apakah itu benar-benar menunjukkan bahwa dia tidak cinta?
Salah seorang tokoh besar, Fariduddin al Attar pernah bercerita, bahwa ada seorang tokoh (?) yang berkunjung ke tempat Robi'ah al adawiyah, ulama besar ahli mahabbah, si tamu tersebut selama berada di tempat robiah yang diceritakan adalah betapa jeleknya dunia itu, betapa buruknya dunia itu, betapa menipunya dunia itu, dan betapa ia bencinya dunia itu.
Robi'ah tersenyum... Dan ketika si tamu itu berlalu, Sufyan At Tsauri, sahabat Robiah yang juga sedang berkunjung ke situ bertanya pada Robiah: "Benarkah orang itu benci kepada dunia?" Robiah tersenyum dan berkata, "Bagaimana mungkin dia membenci dunia? Yang ada di pikiran dan perasaannya hanyalah terisi dengan dunia dan urusannya".
Dzunnun al Mishri, satu waktu di datangi salah seorang muridnya: "Ya Guru," kata muridnya, "Aku sudah beribadah kepada Tuhan selama 30 tahun yang menurutku aku juga sungguh-sungguh. Siang puasa, malam tahajud dan selain amalan wajib, yang sunnah-sunnah juga aku kerjakan. tapi bukannya aku tidak puas dengan keadaanku, tetapi mengapakah tidak ada sedikitpun tanda-tanda yang datang dari Tuhan tentang apa yang telah aku lakukan ini?" .
Dzunnun menjawab: "Kalau begitu, nanti malam kamu makan yang banyak, dan jangan sholat isya".
Si murid agak heran juga mendengar saran gurunya, tapi ia mengangguk dan pulang.
Keesokan harinya, ia datang ke Dzunnun dan bercerita: "Alhamdulillah guru, semalam saya mendapatkan tanda itu dari Allah swt, aku sudah menuruti saran guru untuk makan yang banyak, tetapi aku tidak tega untuk meninggalkan sholat wajib isya. Kemudian malam harinya, aku bermimpi di datangi oleh Rosulullah saw dan beliau bersabda: "Wahai fulan, tenangkan hatimu, Allah mendengar, melihat dan mengetahui apa yang kamu kerjakan. Bersabarlah dan ikhlaslah." Dalam mimpi itu saya mengangguk, kemudian Rosulullah saw bersabda lagi: "Dan sampaikan pada Dzunnun Al Mishri bahwa Allah berpesan agar ia jangan menyarankan muridnya untuk tidak sholat isya".
Mendengar itu Dzunnun tertawa sampai keluar air matanya, kemudian ia berkata: "Jika kamu tidak bisa mendekatiNya melalui Kasih SayangNya, maka dekatilah ia melalui rasa marahNya"
Dan baru saja kemarin saya tertegun ketika membaca buku "Secret of Power Negotiating", di dalam buku itu, Roger Dawson menulis : "Apakah lawan CINTA itu adalah BENCI ??" Tidak !! katanya, Lawan CINTA itu adalah KETIDAKPEDULIAN...
Bagi seorang Pecinta, kebencian dari sang kekasih itu lebih berharga dari pada KETIDAKPEDULIAN dari yang dicintainya...
Seseorang bersyair...
"Ya kekasih... dari pada engkau memalingkan wajahmu dariku, lebih baik, sakiti aku dan marahi aku dan bencilah aku.. itu lebih baik.. sebab kemarahanmu, dan kebencianmu, itu adalah salah satu bentuk kepedulianmu kepadaku".
Hati seorang pecinta.. Lebih memerlukan kepedulian dari yang dicintai.. Daripada ketidak peduliannya..
Baik kepedulian itu berwujud kasih sayang yang dicintainya...
ataupun kepedulian itu berwujud amarah dan bencinya...
"KETIDAKPEDULIAN adalah lawan dari CINTA"
Sumber Artikel : Klik Disini